Rabu, 02 Maret 2011

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN

OLEH: Ifran Kusaeri

MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKTRAKULIKULER KEAGAMAAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKA AGAMA ISLAM

(Penelitian di kelas )
PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian
Pada jurusan Pendidikan Agama Islam


Oleh
ENCEP IRPAN KUSAERI
Nomor Pokok 208203358

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011
 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan perannya, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial mempunyai kemungkinan tumbuh dan berkembang. Perkembangan  manusia disamping tumbuh secara alami perlu juga adanya bimbingan agar perkembangannya dapat terarah dan sesuai dengan yang diharapkan, bimbingan tersebut antara lain melalui pendidikan.
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan  dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia dewasa. Selanjutnya pengertian pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonsia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman , dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. (Muhibin Syah 1995 : 10)
Sedangkan menurut Tafsir  Pendidikan mengandung arti  usaha sadar meningkatkan diri dalam segala hal aspeknya, definisi ini mencakupkependidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru (pendidik) mencakup pendidikan formal dan non formal (Tafsir, 1990:6) sedangkan aktivitas itu sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia pendidikan dan pengajarsn dan umum diartikan sebagai kegiatan, kesibukan.
Pendidikan diarahkan dalam membantu individu dalam rangka mengembangkan potensinya. Aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya proses belajar mengajar, aktivitas siwa dalam hal ini tidak hanya dalam bentuk keaktifan jasmani, tetapi juga keaktifan rohani.
Sekolah adalah sebagai salah satu lembaga yang bersifat formal bertujuan antaara lain untuk mencerdaskan bangsa dengan memberi pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan. Sekolah juga merupakan tempat yang diharapkan dapat mendorong belajar. Program pengajaran di sekolah harus mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka.
Proses pendidikan akan berjalan dengan baik apabila seluruh koponennya dapat berfungsi secara baik dan utuh. Adapun kompnen-komponen itu antara lain: tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan lingkungan. Salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam proses pendidikan (proses belajar mengajar) tersebut diantaranya komponen alat dalam hal ini metode. Penggunaan metode ini akan turut  menentukan efektifitas dan efesiensi proses belajar mengajar.
Tujuan pendidikan di Indonesia bertumpu pada tujuan pendidikan nasional sebagaimana pada BAB II pasal 4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) :
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, (Anomius 1995 : 4)orang
Keseluruhan kegiatan pendidikan, prosesnya terfokus da;am kegiatan belajat mengajar sebagai aktifitas inti yang harus dikembangkan  secara aktif dan dinamis untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun hasil kegiatan  atau aktifitas belajar yang baik dapat diraih oleh seseorang secara menyeluruh, dalam arti pendidikan dan pengajaran bukan sekedar penguasaan pengetahuan semata-mata tetapi juga Nampak dalam perubahan tingkah laku dan sikap secara terpadu.
Sejalan dengan hal tersebut Usman Effendi (1993 : 106) mengemukakan perubahan yang diperoleh individu melalui proses belajar mengajar adalah perubahan dalam keseluruhan tingkah laku secara integral. Jadi apabila seseorang telah belajar sesuatu, maka ia akan mengalami perubahan secara  secara menyeluruh dan integral baik sikapanya, kebiasaannya maupun pengetahuannya.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan ebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Sardiman (2000 : 73) bahwa “ motivasi merupakan factor psikis yang bersifat non intelektual yang turut mempengaruhi terhadap keberhasilan belajar “.
Program ektrakulikuler yang dilaksanakan di SMPN 1 Panumbangan  Kab Ciamis salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bakat dan minat siswa serta meningkatkan pengalaman belajar siswanya, beberapa kegiatannya yaitu kegiatan Pramuka, karawitan, seni tari, dan lai-lain. Selai kegiatan ektrakulikuler tersebut, dilaksanakan pula kegiatan ektrakulikuler keagamaan yang merupakan pelajaran tambahan pada bidang Pendidikan Agama Islam, waktu pelaksanaannya terpisah pada jam-jam tertentu.
Namun apabila kita perhatikan realitas dari perilaku siswa baik di sekolah maupun diluar sekolah sungguh ironis, masih ada yang kurang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam tujuan pendidikan Islam. Mereka menuntut ilmu dan mngikuti setiap kegiatan hanya sebatas tuntutan sekolah atau tugas guru, sehingga tidak tumbuh kesadaran dalam diri siswa untuk diaplikasikan  dalam perilaju sehari-hari. Dangan kata lain, pengajaran hannya terbatas pada usaha mengembangkan seluruh kemampuan aspek manusia yang oleh Bloom terdiri dari kemampuan Kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bertitik tolak dari Fakta tersebut, diperoleh kesa bahwa disatu sisi kegiatan ektrakulikuler  keagamaan yang diselenggarakan pihak sekolah sedemikian semarak serta motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler keagamaan cukup besar. Namun disisi lain prestasi siswa terutama dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam masih rendah, masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Melihat fenomena tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di SMPN 1 Panumbangan Kab Ciamis dengan judul : “Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan Ektrakulikuler keagamaan hubungannya dengan Prestasi siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam” (Penelitian pada siswa kelas VIII SMPN 1 Panumbangan Ciamis).
B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana realitas motivasi siswa kelas VIII SMPN I Panumbangan Ciamis dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler leagamaan?
2.      Bagaimana realitas prestasi belajar siswa kelas VIII SMPN I Panumbangan Ciamis dalam bidang Pendidikan Agama Islam?
3.      Bagaiman realitas motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ektrkulikuler keagamaan hubungannya  dengan prestasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI?
C.    Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan yang ingon dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.      Realitas motivasi siswa kelas VIII SMPM I Panumbangan Ciamis dalam mengikuti kegiatan ektrkulikuler keagamaan
2.      Realitas prestasi belajar siswa kelas VIII SMPN I Panumbangan Ciamis dalam bidang Pendidikan Agama Islam
3.      Realitas motivasi siswa kelas VIII SMPN I Panumbangan Ciamis dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler keagamaan hubungannya dengan prestasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI.
D.    Kerangka Pemikiran
Prestasi adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengadakan evaluasidalam proses belajar. Untuk mengukur keberhasilan belajar di dalam menempuh suatu jenjang atau bidang studi biasanya dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya.
Motivasi merupkan salah satufaktor internal yang turut  atau menentukan tingkat keberhasilan belajar seseorang. Artinya, dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. (Sardiman,2000 : 83). Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Karena motivasi itu menempati posisi akibat. Secara metodologis, motivasi diidentifikasi sebagai vaeiabel independen dan prestasi sebagai variable dependen.
Secara teoritik, motivasi itu memiliki  keterkaitan dengan prestasi. Masalahnya, sejauh mana kebenaran teori tersebut kalau diterapkan pada kenyataan yang melibatkan siswa kelas VIII SMPN I Panumbangan Ciamis. Secara spesifik motivasi siswa diarahkan dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Untuk menjawab pokok masalah diatas, tentu saja keberadaan setiap variable yang terlibat didalamnya harus ditentukan terlebih dahulu. Dalam mengantisipasi masalah ini pendalaman terhadap variable motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler keagamaan, pengangkatan datanya mengacu pada pendapat Abin Syamsudin (2000 : 40) yang mengungkapkan bahwa indikator-indikator itu antara lain :
1.      Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya)
2.      Frekuensi kegiatan (seringnya kegiatan dalam periode waktu tertentu)
3.      Persistensinya (ketepatan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan
4.      Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kesulitan
5.      Devosi (pengabdian) dan pengorbanan
6.      Tingkatan aspirasinya
7.      Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai
8.      Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (positip atau negatif)
Sedangkan untuk mendalami variable kedua, yaitu tentang prestasi belajar siswa pada mata pelajaranPendidikan Agama Islam, akan diambil dari seluruh aspek dalam ranah kognitif. Menurut Bloom yang pendapatnya dikutip Uzer Usman dan Lilis Setiawati ( 1999 : 111) ranah kognitif itu meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi.
Secara sistematis kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini :


 


Rounded Rectangle: Motivasi siswa dalam mnegikuti kegiatan ektrakulikuler keagamaan
(Variabel X)
1. Durasi Kegiatan
2. Frekuensi kegiatan
3. Persistensi
4. Ketabahan
5. Devosi dan Pengorbanan
6. Tingkat aspirasi
7. Tingkat Kualifikasi
8. Arah sikapRounded Rectangle: Prestasi belajar pada maya pelajaran Pendidikan Agama Islam
(Variabel Y)
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. evaluasi 





















 











E.     Hipotesis
               Hipotesis merupakan jawaban sementara akan pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan (Cik Hasan Basri, 2001 : 96). Oleh karena itu penilakan dan penerimaan hipotesis tergantung pada hasil-hasil penelitian terhadap fakta yang dikumpulkan dari pengolahan dua variable yang teliti.
                  Salah satu kebenaran yang perlu dibuktikan adalah keterkaitan dengan keterlibatan dua variable. Seperti halnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler keagamaan hubungannya dengan prestasi belajar mereka dalam bidang studi PAI. Penelitian ini melibatkan dua variable yaitu variable motivasi X dan variable prestasi belajar siswa dalam bidang studi PAI sebagai variable Y. Sementara itu dapat diduga secara teoritik bahwa prestasi belajar siswa itu memiliki ketergantungan terhadap motivasi belajar mereka di institusi pendidikan tertentu.
               Dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut, “ Semakin tinggi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler keagamaan, maka semakin tinggi pula prestasi belajar mereka dalam bidang studi PAI. Sebaliknya, semakin rendah motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler keagamaan, maka akan semakin rendah pula prestasi belajar mereka dalam bidang studi PAI
Untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut akan digunakan pendekatan statistik korelasional. Prosedur pembuktiannya akan dilakukan dengan menguji hipotesis nol, dengan cara membandingkan Thitung dengan nilai Ttabel pada taraf signifikan 5%. Sedangkan kriteria pengujiannya menggunakan:
- Apabila t hitung  > dari t tabel, maka hipotesis nol (Ho) di tolak
- Apabila t hitung  < dari t tabel, maka hipotesis nol (Ho) di terima
F.     Langkah-langkah penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan langkahJangkah sebagai berikut :
1.      Jenis data
Pada dasarnya data yang terknmpul alcan diklasifilcasikan ke dalam kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah jenis data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan angket. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang diperoleh melalui test. Untuk data kualitatif akan dianalisis dengan logika dan untuk data kuantitatif akan dianalisis dengan statistik.
2.      Sumber Data
a.       Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN I Panumbangan Kabupaten Ciamis. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian, dengan alasan di lokasi ini adalah sekolah yang paling terdekat.
b.      Populasi dan Sampel
Populasi ialah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 115). Populasi ini melibatkan siswa kelas WI SMPN 3 Kertajati Kab. Majalengka yang berjumlah 132 orang siswa dari tiga kelas. Adapun sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Tehnik penarikan sampelnya, mengacu pada prinsip berikut:
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanyq sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya apabila jumlah subjeknya lebih dari 100 diambil antara 10 - 15% ataa}} - 25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti terutama dilihat dari segi biaya, dan, tenaga, dan waktu.
Berdasarkan pendapat di atas, ditetapkan untuk menarik sampel sebesar 3S% dari jumlah populasi yang ada dengan teknik random sampling (acak) artinya setiap unit yang menjadi anggota populasi mempunyai kesempatan, yang sama untuk dijadikan sampel
penelitian. Jadi sampelnya. didapat 38% x 132 = 50,16 siswa dibulatkan menjadi 50 siswa. Lebih jelasnya jumlah sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel I

No
Kelas
Populasi
Sampel
keterangan
P
L
L
P
1
VII A
22
22
44
8,36
8,36
16,72
Sampel 38% dari jumlah populasi
2
VII B
22
22
44
8,36
8,36
16,72
3
VII C
22
22
44
8,36
8,36
16,72
66
66
132
25,08
25,08
50,16






3.      Menentukan Metode dan Teknik Pengumpulan Data
a.       Metode Penelitian
Dalam metode ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif, karena masalah yang diteliti adalah ada dan sedang berlangsung pada saat sekarang (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1969:
64)
b.      Teknik Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, angket dan test.
1)      Observasi
Observasi menurut Suharsimi Arikunto (1998: 146) adalah kegiatan plmusatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Alasan digunakan tehnik ini diduga terdapat sejumlah data yang hanya dapat diketahui melalui pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Hal-hal lain yang diteliti dalam tehnik ini yaitu untuk mendapatkan data tentang gambaran umum proses kagiatan belajar mengajar dan gambaran umum tentang lokasi penelitian yaitu di SMPN I Panumbangan kabupaten Ciamis.
2)      Wawancara
Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai (Suharsimi, 1998: 145). Adapun bentuk dan teknik wawancaranya adalah interview bebas yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh subjek evaluasi, sedangkan prosesnya penulis menanyakan langsung kepada Kepala sekolah, bagian kesiswaan dan wawancara kepada
guru bidang studi PAI.
3)      Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi,2003 128). Responden ditentukan berdasarkan teknik sampling. Dengan demikjan angket merupakan suatu alat dalam pengumpulan data yang ditunjukkan kepada responden yang jumlahnya relatif besar, sehingga sulit dilakukan melalui observasi dan wawancara. Karena itu pertimbangan penulis menggunakan teknik angket adalah: a)Agar paru siswa yang menjadi sampel leluasa menjawab pertanyaan yang diajukan, b) Agar para siswa yang menjadi sampel berfikir secara matang dalam menjawab pertanyaan, c) Agar jawaban yang terkumpul cripat dianalisis secara mudah. Sehingga diharapkan dari angket tersebut, penulis mendapatkan data yang lebih akurat.
4)      Tes
Teknik ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menghimpun data tentang prestasi belajar siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 139) tes ialah serentetan pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampailan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh kelompok atau individu.
5)      Studi Kepustakaan
Teknik kepustakaan ini digunakan untuk menganalisa data-data teoritik dan konsep-konsep yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Teknik ini dapat menunjang dalam mengungkapkan teori atau konsep yang erat hubungannya dengan permasalahan dalam judul yang sedang diteliti yakni buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan literature-literatur yang ada di perpustakaan-perpustakaan dan lain-lain. Sedangkan data-data yang diangkat mencakup atas teori-teori atau konsep-konsep yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.
6)      Analisis data
Analisis data yag digunakan adalah analisis data kuantitatif vang akan diperoleh melalui pendekatan statistik dan analisis data kualitatif yang akan diperoleh lewat pendekatan logika (non statistik). Target penelitian ini adalah terungkapnya hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Alat analisis yang dipakai adalah analisis korelatif yang menuntut pengukuran dan pengkualifikasian kedua variabel, namun seluruhnya akan di analisis masing-masing variabel (analisis parsial ).
            Setelah terkumpulnya data dari kedua variabel, akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis parsial dan analisis korelasional, adapun kedua analisis itu sebagai berikut :
a)      Analisis parsial
Analisis parsial adalah analisis yang dilakukan untuk mendalami dua variabel secara terpisah. Dalam menganalisis data parsial di tempuh langkah - langkah sebagai berikut :
(1)    Mencari nilai rata - rata variable dengan menempuh
langkah - langkah sebagai berikut.
a. Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari tiap - tiap jawaban item dan mengelompokannya sesuai dengan hasil yang diperoleh dari responden.
b. menjumlah seluruh jawaban item dalam tiap – tiap indikator.
c. menghitung keseluruhan skor indicator membaginya dengan jumlah seluruh item banyaknya responden.
Setelah diketahui nilai rata - rata tiap – tiap variabel, kemudian proses interpretasinya akan didasarkan pada rentang skala nilai alternatif jawaban terendah sampai alternatifjawaban tertinggi yaitu 0,5 - 5,5. dengan demikian secara prosedur untuk menginterpretasikan intensitas tinggi rendahnya variabel X dan variabel Y akan dilihat dari skala penilaian sebagai berikut :
0,5 - 1,5 = Sangat rendah / sangat buruk
1.5 - 2,5 = Rendah / buruk
2,5 - 3,5 = Cukup/sedang
3,5 - 4,5 = Tinggi lbalk
4.5 - 5,5 = Sangat tinggi / sangat baik
(2)  Uji  normalisasi data variabel X dan Y, dengan tahapan sebagai berikut :
a.       Membuat tabel distribusi frekuensi, yang terlebih dahulu menentukan :
1.      Rentang ( R ), dengan rumus :
 R = (H - L ) + 1 (Anas Sudijono, 1999 : 49)
2.      Kelas Interval, dengan nrmus :
K = 1 + 3,3 Log n (Endi Nurgana, 1996 : 47)
3.      Menghitung Panjang kelas interval, dengan rumus :
P =     (Sudjana, 1996 .47
        
b.      Mengitung tendensi sentral, yamg terdiri dari :
l. Mencari Mean (X), dengan rumus :
   X =
2. Mencari Median, dengan rumus :
 Me:b+p
3. Mencari Modus, dengan rumus :
Mo:b+p
c.       Mencari stadar deviasi, dengan rumus :

S2 =

d.      Membuat tabel frekuensi observasi dan ekspektasi
e.       Mencari nilai ( chi kuadrat ) hitung, dengan rumus :
X2 =
f.       Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus :
dk = k-3
g.      Mencari nilai  ( chi kuadrat ) tabet dengan tarap signifikansi 5 %
h.      Pengujian normalisasi, yaitu jika nilai  ( chi kuadrat ) hitung lebih kecil dari pada nilai  ( chi kuadrat ) tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya jlka  hitung lebih besar dari pada  tabel, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
(3)   Analisis Korelasioner
1.      Menguji linieritas regresi
a.       Menentukan persamaan regresi dengan nrmus :
Y = a + bx

            a =

b =


(Arikunto, 1996:327)

b.      Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan nrmus :
Jka =  
c.       Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a :

Jk(b,a) = b
(Sudjana, 1996:328)
d.      Menghitung jumlah kuadrat residu dengan nrmus :
Jkres=
e.       Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan dengan rumus:
JKkk = (Sudjana, 1996 : 331)
f.   Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan Jktc:
JKtc = Jkres - JKkk
g.      Menghitung derajat kebebasan :
Dbkk = N-K
h. Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan :
dbtc : K-2
i.        Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan :
RKkk = JKkk : dbkk
j    Menghitung rata-rata ketidakcocokan :
 RKtc  = JKtc : dbtc
k.      Menghitung nilai F ketidakcocokan :
Ftc = RKtc :RKkk
l.  Menghitung nilai F dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan
m. Menentukan linieritas regresi dengan ketentuan :
Jika Ftc < Ftabel, maka regresi tersebut linier. Akan tetapi jika Ftc > Ftabel, maka regresi tersebut tidak linier.( Endi Nurgana, 1985 : 62 )
(4) Menentukan harga koefisien korelasi
Apabila data distribusi normal dan beregresi linier, maka untuk menghitung koefisien korel asi ini, menggunkan pendekatan product moment, dengan rumus :
Fxy =
Apabila salah satu atau kedua datanya tidak berdistribusi normal serta tidak pula beregresi linier, maka untuk menghitung harga koefisien korelasi tersebut menggunakan korelasi rank atau Spearman, dengan rumus :
r = 1 -

 (5). Menentukan signifikansi korelasi dengan tahapan :
a.  Mencari harga hitung, dengan rumus :
t =  r
b.  Menentukan derajat kebebasan, dengan nrmus : db = n-2
c. Menentukan harga t dari daftar, dengan taraf signifikansi 5% jika   setelah dilakukan pehitungan ternyata harga t hitung > tabel (daftar), maka dapat dikatakan bahwa korelasi antar kedua variable adalah signifikansi dan sekaligus dapat menentukan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.
d. Menentukan derajat ketidakadaan korelasi, dengan rumu s:
K =
 (6) Menentukan besar kecilnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dengan rumus :
E = 100 ( I - K) (Gaos, 1983: 16